Banner

Jumat, 29 April 2011

Parasitologi


KATA PENGANTAR

Praktikum parasitologi yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA Banyuwangi ini bertujuanuntuk lebih memahami teori yang diberikan saat kuliah.
Dalam melakukan kegiatan praktikum ini perlu adanya persiapan dari mahasiswa.kegiatan ini diawali dari mempelajari buku petunjuk praktikum, membaca materi kuliah maupun buku teks/referensi yang berhubungan dengan kegiatan praktikum, mengerjakan praktikum dan membuat laporan hasil kegiatan praktikum. Dari kegiatan praktikum ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan pemahaman ilmu parasitologi mengingat terbatasnya alokasi waktu selama diruang kuliah.ketika melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mengikuti peraturan praktikum dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen maupun asisten.
Oleh karena itu diperlukan kedisiplinan dan motivasi serta peran aktif dari mahasiswa sehingga  pengetahuan dan ketrampilan saat praktikum akan dicapai.pada setiap kediatan praktikum akan diadakan pretest yang nilainya berpengaruh pada hasil semester.


Banyuwangi,. . . . . . . .

Penyusun












DAFTAR ISI


Kata penganta.................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................... ii
Tata tertib praktikum ......................................................................................... iii
Protozoologi ....................................................................................................... 1
Praktikum I.......................................................................................................... 12
Protozoa Atrial dan Jaringan........................................................................... 17
Praktikum II......................................................................................................... 19
Helmintologi ....................................................................................................... 27
Praktikum III........................................................................................................ 28
Nematoda Jaringan........................................................................................... 33
Praktikum IV........................................................................................................ 35
Entomolagi.......................................................................................................... 44
Praktikum V......................................................................................................... 45
Praktikum VI........................................................................................................ 46

















TATA TERTIB PRAKTIKUM


1.    Lima menit sebelum jam praktikum, mahasiswa harus sudah siap didepan laboratorium (baju praktikum telah dipakai)
2.    Bila terlambat 10 menit atau lebih, mahasiswa tidak boleh praktikum hari itu.
3.    Setiap kali akan praktikum, diadakan pre test dengan bahan yang akan dekerjakan. Bila tidak lulus, mahasiswa harus mengulang/mengganti pre test pada hari lain.
4.    Setiap kali akan praktikum harus membuat rencana kerja terlebih dahulu, dan bila telah selesai praktikum laporan yang dibuat dalam buku kerja harus disahkan oleh asisten pada waktu itu.
5.    Pada wktu praktikum, mahasiswa tidak boleh mianinggalkan laboratorium tanpa izin asisten.
6.    Bila mahasiswa merusakkan/memecahkan alat, diwajibkan mengganti alat tersebut paling lambat satu hari sebelum praktikum berikutnya.
7.    Bila mahasiswa tidak mengikuti praktikum maka praktikum dianggap belum gugur/tidak mempunyai nilai praktikum saat itu dan tidak ada inhal.
















PROTOZOOLOGI


TUJUAN UMUM :

Memahami protozoa sebagai penyebab langsung maupun tidak langsung penyakit atau gangguan kesehatan pada manusia.
Pada akhir paktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1.    Mengidentifikasi protozoa yang menjadi penyebab penyakit atau kondisi patologis pada tubuh manusia.
2.    Memahami tindakan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh protozoa.

PETUNJUK UMUM :

1.    Pahami tujuan setuap praktikum
2.    Pahami pengantar setip praktikum
3.    Kerjakan dengan aik setiap tugas praktikum dengan

PENGANTAR :

A.   Cara penggunaan mikroskop
Pada umumnya cara penggunaan mikroskop untuk pemeriksaan parasit di Laboratorium Parasitologi adalah sama dengan cara penggunaan mikroskop di Laboratorium lain, misal : Laboratorium Mikrobiologi, Botani, Histologi dan Patologi Anatomik.
1.    Kondisi umum mikroskop
Mikroskop seharusnya dalam keadaan baik, misalnya knop pada meja untuk menggeser preparat, dan knop untuk menggeser kondensor, dapat diputar dengan lancer. Demikian pula alat penjapit preparat harus masih berfungsi dengan baik.
2.    Kondisi khusus mikroskop
a.    Lensa okuler. Lensa yang digunakan adalah perbesaran 10x / 15x.
Sebelum mikrosof digunakan, lensa diperikasa terlebih dahulu sudah bersih atau belum. Apabila lensa kotor, supaya dibersihkan dengan kertas lensa yang telah disediakan. Cara mengambil dan memasang lensa harus sedemikian rupa sehingga diusahakan tidak meninggalkan sidik jari pada bagian bawah lensa yang bias mengganggu penglihatan.
b.    Lensa obyektif. Ada 3 macam : perbesaran 10x, 40x, dan 100x (lensa imersi)
Lensa-lensa tersebut diperikasa sebelum digunakan, apakah dalam keadaan bersih dan kering. Lensa harus dalam keadaan bersih dan kering, baik sebelum dipakai maupun setelah selesai digunakan.
c.    Kondensor. Kondensor juga harus lebih sebelum dan sesudah dipakai. Diusahakan jangan sampai ada cairan atau zat-zat kimia yang mengenainya. Apabila mikroskop akan dipakai, kondensor diputar setinggi-tingginya.
d.    Cermin. Cermin dibersihkan dengan baik sebelum dipakai. Permukaan cermin jangan dipegang, karena akan meninggalkan bekas-bekas yang mengganggu dalam pengaturan cahaya. Cara memegang cermin yang betul yaitu dengan memegang pada bagian tepinya.

Apabila hal-hal tersebut diatas sudah dikerjakan atau bagian-bagian yang penting pada mikroskop sudah bersih semuanya, maka untuk menggunakan mikroskop dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1.    Perbasaran lemah
a)    Untuk mikroskop tipe tertentu tubus okuler perlu ditarik sampai tanda 17 (jarak yang ditentukan oleh pabrik)
b)    Lensa obyektif 10x ditempatkan pada kedudukan satu poros dengan lensa okuler (pembesaran lemah)
c)    Tubuh di turunkan dengan pengatur tubus (knop kasar) sampai terhenti
d)    Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya kedalam mikroskop sehingga diperoleh pandangan yang terang (merata) dengan cara mengatur kedudukan cermin dan dengan mengatur diagfragma kondensor
e)    Sediaan/preparat diletakkan pada meja benda
f)     Dengan perlahan-lahan naikkan tubus dengan knop kasar sehingga diperoleh bayangan obyek. Untuk mendapatkan yang paling abaik tubus naik-turunkan (diatur) dengan hati-hati mamakai knop halus, sehingga diperoleh bayangan yang paling jelas.
g)    Kedudukan bagian-bagian tertentu dari obyek dapat detentukan dengan mengatur kedudukab sediaan/preparat menggunakan knop mengatur meja benda.
2.    Perbesaran sedang
a)    Mula-mula kerjakan seperti cara pemakaian mikroskop dengan perbesaran lemah sampai diperoleh bayangan-bayangan yang dikehendaki (langkah 1 sampai 7 atas)
b)    Kemudian lensa obyektif 10x diganti denga lensa obyektif 40x (perbesaran sedang)
c)    Cahaya yang masuk kedalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur kedudukan kondensor (biasanya dinaikkan) serta mengatur diagfragmanya.
d)    Untuk mendapatkan bayangan akhir yang sebaik-baiknya, tubus diturunkan dengan menggunakan pengatur knop halus (jangan menggunakan knop besar)
3.    Perbesaran kuat (menggunakan minyak imersi atau anisol)
a)    Seperti pada perbesaran sedang, cara tersebut diulangi sampai diperoleh bayangan yang paling kuat
b)    Setelah itu lensa obyektif 40x diganti dengan lensa obyektif 100x (perbesaran kuat)
c)    Tetesi gelas benda (sediaan/preparat) pada bagian yang akan diamati dengan minyak imersi atau anisol
d)    Turunkan tubus hati-hati sampai hamper menyentuh gelas benda, sehingga antara lensa obyektif dan gelas benda tertutup minyak imersi (dilihat dari samping)
e)    Naikkan atau turunkan dengan hati-hati menggunakan knop halus sampai didapatkan bayangan yang jelas.
Perhatian khusus
a.    Tempatkan mikroskop di tempat yang aman dan tidak berdebu
b.    Bersihkan minyak imersi pada lensa obyektif 100x dengan kain halus yang diberi xylol
c.    Bersihkan lensa okulernya dengan kertas lensa (khusus). Jangan membersihkan lensa okuler dengan kain halus yang telah dipakai untuk membersihkan lensa obyektif 100x
d.    Jangan menggunakan alcohol untuk membersihkan badan mikroskop
e.    Jangan mengganti lensa-lensa (obyektif atau okuler) engan lensa dari mikroskop yang berbeda jenisnya
f.     Pada pemeriksaan sediaan/preparat parasitologi hendaknya dilakukan secara seksama dan sistematis, agar tidak ada lapangan pandang yang terlewatkan (terutama pada pemeriksaan parasit yang kecil, mialnya protozoa dan telur cacing). Pengamatan setiap lapangan pandang harus seksama dan tidak terlalu cepat (tergesa-gesa), focus selalu diatur sesuai keadaan pada tiap lapangan pandang


B.   Cara Pengiriman Spesimen
Cara pengiriman spesimen untuk identifikasi parasit, vector parasit atau inang perantara parasit adalah suatu hal yang sangat penting, agar nilai disnogtif yang diharapkan oleh pengiriman spesimen dapat terpenuhi dengan baik. Sering terjadi spesimen yang dikirim kelaboratorium sudah tidak memenuhi syarat lagi, sehingga hanya sedikit atau bahkan tidak memberikan nilai diagnostik seperti apa yang diharapkan.
Identifikasi parasit, vector parasit atau inang perantara parasit, sangat bergantung pada persiapan bahan, baik untuk pemeriksaan secara makroskopik ataupun secara mikroskopik. Untuk itu bahan atau specimen yang segar sangat membantu dan identifikasi. Beberapa larva arthropoda yang penting, identifikasi kadang baru dapat dilakukan setelah larva harus masih hidup. Demikian pula untuk parasit yang memerlukan pembiakan atau kultur, harus diusahakan sampai di laboratorium masih dalam keadaan baik dan hidup pula. Bilamana jarak pengiriman spesimen dan laboratorium jauh, specimen dapat difiksasi atau diberi pengaet secara benar, sehingga bahan diagnostic tidak menjadi rusak dan dapat tahan lama sampai beberapa tahun.
Spesimen- spesimen yang biasa digunakan untuk pemeriksaan parasitologis antara lain ; tinja, urine, darah, sputum, biopsy jaringan, bentuk larva, dan dewasa cacing atau beberapa arthropoda.
Pada pengumpulan spesimen yang akan dibawa ke laboratorium, hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.    Saat dan cara pengambilan yang tepat supaya spesimen tersebut mempunyai arti diagnostik.
2.    Alat pengambil dan tempat spesimen harus betul-betul bersih supaya tidak terkontaminasi organism lain.
3.    Untuk spesimen yang tidak segera diperiksa, perlu zat pengawet atau larutan fiksatif yang sesuai
4.    Tempat spesimen perlu diberi label yang memuat nama penderita, umur, jenis kelamin, tanggal dan saat pengambilan spesimen, serta disebutkan pula pada label spesimen apa yang dikirim tersebut.

















RINGKASAN Cara Pengiriman Spesimen Untuk Menegakkan Diagnosis Penyakit Parasit Oleh Protozoa Dan Cacing Pada Manusia Di Indonesia
Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5
C.   Protozoa
1.   Entamoeba hystolitica
a.     Amebiasis usus




b.     Amebiasis hati

c.     Giardia lamblia


Tinja






Aspirasi
abses hati

a.  tinja


a.    Langsung

b.    Cara Ritchie

c.    Pewarnaan trichrom

a.   Langsung
b.   Cara Ritchie

a.    Langsung
b.    Cara Ritchie


-

-/+ formalin 10% PVA (poly vynil alcohol)
-

-
-

-
a. -/+ formalin 10%


Tidak lebih 4 jam

Tahan lama, dapat ± 1 th
s.d.a


tidak lebih 4 jam
-

Tidak lebih 4 jam
Tidak lebih 4 jam
Tahan lama, dapat -/+ 1 th







Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5









2.    Balantidium coli




b. cairan duodenal



tinja






a.    Langsung

b.    Cara Ritchie


a.     langsung


b.     cara Ritchie
c.     pewarnaan





















b. formalin 10%

c. PVA (poly vynil alcohol)
-

a. -/+ formalin 10%
b. PVA
-


-/+ formalin 10%
PVA

Tahan lama, dapat -/+ 1 th
s.d.a

tidak lebih 4 jam

dapat ± 1 th

dapat ± 1 th
tidak lebih 4 jam


dapat ± 1 th
dapat ±1 th





Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5
II. PROTOZOA DARAH
Plasmodium sp.


Sediaan darah tipis dan tebal (pengambilan darah pada waktu penderita panas)


Pewarnaan giemsa


-
-   tipis + metal alcohol kemudian dikeringkan
-   tebal : dihemolisa + metal alcohol, lalu dikeringkan


± 24 jam
± minggu



± 1 minggu
III. PROTOZOA ATRIAL
Trichomonas vaginalis


a.     secret vagina




b.     cairan urethral



a.    langsung




b.    dibuat sediaan tipis, dikeringkan (pewarnaan Giemsa Trikrom hematoksilin)











a.     usapan dimasukkan larutan garam faali steril

b.     + metal alcohol, lalu dikeringkan


Secepatnya/tidak boleh lebih 4 jam


± minggu









Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5
IV. PROTOZOA JARINGAN
Toxoplasma gondii




a.  Darah


b.  Biopsy limfonodi/jaringan




a.    Serologis


b.    Dibuat sediaan dengan pewarnaan




-


-



a.     Segar : tidak lebih 4 jam
b.     Serum beku : ± 1 bl dapat ± 1 th
B.
HELMINTHOLOG
I
1.    Nematode Usus
a.      Ascaris lumbricoides






a.  tinja





a.     langsung


b.     tidak langsung (cara NaCI jenuh)

c.     tak langsung (cara Faust)





-


Formalin 5%




-





tidak lebih 4 jam

dapat + 1 th




tidak lebih 4 jam
















Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5



2.     trichuris trichiura







3.     cacing kait









a.   tinja








Tinja
Secara kuantitatif kato

a.    langsung
b.    tak langsung (NaCI jenuh)
c.    tak langsung (cara Faust)
d.   Secara kuantitatif kato

a.    Langsung


b.    tak langsung (NaCI jenuh)
c.    tak langsung (cara Faust)
d.   Secara kuantitatif kato


-/+ formalin 5%


-
formalin 5%

-

-/+ formalin 5%



-

formalin 5%
-

-

-/+ formalin 5%


tidak lebih 4 jam/ dapat + 1 th


dapat ± 1 th

tidak lebih 4 jam
tidak lebih 4 jam/ dapat + 1 th


tidak lebih 4 jam
dapat ± 1 th
tidak lebih 4 jam
tidak lebih 4 jam
tidak lebih 4 jam/ dapat + 1 th




















Macam parasit
Spesimen yang dikirim
Cara pemeriksaan
Larutan pengawet/fiksatif
keterangan
1
2
3
4
5




4.     Enterobius vermicularis


5.     Strongyloides stercoralis




Usapan perianal



tinja
e.  Untuk  identifikasi sp. dengan kultur Harada Mori
-      Usapan anal
-      Usapan pita selofan

Bila secara
mikroskopis pos, lalu kultur
Harada Mori
-



-
-



-
Tidak lebih 4 jam


dapat ± 1 th
tidak lebih 4 jam

tidak lebih 4 jam

 II. NEMATODA JARINGAN
1.     Wuchereria bancrofti


a.    Sediaan darah tepi malam hari


Pewarna giemsa


-

Setelah dihemolisa lalu difiksasi metal alcohol


tidak lebih 4 jam
dapat ± 1 minggu













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cafe Bisnis Online